3su9i
Ada yg menarik di koran kompas hari ini (02/09), tepatnya dihalaman lima kolom pertama tentang "KONSOLIDASI DEMOKRASI BANTEN (2) : Wajah Lama dan Kekerabatan di Pilkada". Disitu terpampang foto tiga pasangan para calon gubernur dan wakil gubernur provinsi Banten periode 2012-2017 sedang memperlihatkan nomor urut masing-masing dikantor KPU. Nomor urut satu adalah pasangan Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno, nomor urut dua adalah Jazuli Juwani-Makmun Muzakki dan nomor urut tiga adalah Wahidin Halim-Irna Narulita. Disitu juga dituliskan gambaran singkat profil para calon gubernur dan wakil gubernur.
Dijelaskan bahwa Ratu Atut Chosiyah adalah anak dari almarhum Tubagus Chasan Sohib yang sebelum meninggal dunia menjabat sebagai Ketua Umum DPP Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten Indonesia serta Ketua Kadin Banten. Sehingga tak heran sebagian besar masyarakat Banten menaruh rasa hormat dan segan (kalau tidak dikatakan takut) kepada Ratu Atut karena silsilah kelurga dan jaringan kultural dari ayahnya.
Ratu Atut sendiri pada awal karir pemerintahannya menjabat sebagai wakil gubernur Banten mendampingi Djoko Munandar untuk periode 2002-2007 dalam pemilihan yang dilakukan oleh DPRD Banten. Namun, Djoko Munandar terbelit kasus tuduhan korupsi dan meninggal dunia sebelum keluar putusan Mahkamah Agung yang menyatakan tidak ada bukti memperkaya diri pada kasusnya. Mulai Oktober 2005, Atut menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten.
Pada pilkada Banten 2006, Atut pun terpilih menjadi Gubernur Banten didampingi M.Masduki untuk periode 2007-2012 dan didukung koalisi 26 parpol, antara lain Partai Golkar dan Partai PDI Perjuangan.
Yang membuat saya tertarik adalah mengenai betapa banyaknya saudara dan handai-taulan Ratu Atut yang menjadi pejabat maupun menduduki posisi strategis di kepengurusan parpol dan organisasi kemasyarakatan setempat. Sehingga, seolah-olah provinsi Banten menjadi sebuah kerajaan lokal bagi keluarga dan kroni-kroninya Atut secara struktural pemerintahan. Berikut adalah tabel beberapa keluarga dan saudara Atut yang menjabat dan menduduki posisi strategis dipemerintahan dan berbagai organisasi kemasyarakatan :
No Nama Hubungan Keluarga Jabatan
1 Hikmah Tomet -Suami -Anggota DPR, Ketua DPD Partai Golkar Banten, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Banten
2 Andika Hazrumy -Anak -Anggota DPD
3 Ade Rossi Khaerunisa -Menantu -Anggota DPRD kota Serang
4 Ratu Atut Chasanah -Adik -Wakil Bupati Serang
5 Heryani -Ibu Tiri -Wakil Bupati Pandeglang
6 Ratna Komalasari -Ibu Tiri yang lainnya -Anggota DPRD kota Serang
7 Tubagus Haerul Jaman -Adik Tiri -Walikota Serang
8 Tb Chaeri Wardana -Adik -Ketua Angkatan Muda Pembaruan Golkar Banten
9 Ratu Lilis karyawati -Adik Tiri -Ketua Partai Golkar kota Serang

Pola demokrasi yang terjadi di Banten hanya akan melahirkan oligarki bahkan aristokrasi baru, ujar Gandung Ismanto, pengajar ilmu politik Universitas Tirtayasa Serang. Kita tak lupa pada sejarah, ketika bagaimana Presiden Soeharto menjalankan bangsa ini dengan unsur keluarganya yang sangat kental. Hasilnya, KKN merajalela serta sebuah sistem pemerintahan yang secara masif tidak berkualitas dan kompeten, yang perbaikannya perlu waktu yang panjang dan melelahkan. Maka, bisa dianalogikan bahwa Banten adalah maket negara Indonesia dalam hal membangun aristokrasi yang dibalut dengan keindahan dan kebebasan demokrasi. Lalu, mau dibawa kemana provinsi Banten ini?
(3su9i)

PS : sebuah catatan politik awam
Sumber : kompas 02 sept 2011